Perhelatan akbar Jember Fashion Carnaval (JFC) 2025 siap kembali memukau publik dengan tema besar bertajuk “Evoluxion”, yang merepresentasikan impian, perjalanan, hingga pencapaian luar biasa manusia. Acara tahunan yang telah memasuki edisi ke-23 ini akan digelar pada 8–10 Agustus 2025 di Alun-Alun Jember.
Presiden JFC, Budi Setiawan, menjelaskan bahwa tema "Evoluxion" merupakan gabungan dari tiga unsur utama: dream (impian), evolve (perjalanan atau proses berkembang), dan triumph (pencapaian). Tema ini terinspirasi dari proses penciptaan manusia oleh Tuhan, yang dikaruniai kemampuan luar biasa untuk menciptakan sesuatu yang sering kali tampak mustahil.
“Mereka bisa membuat pencapaian atau karya, yang kadang bagi orang lain terasa mustahil,” ujar Budi dalam keterangannya.
Dalam penyajian konsep tahun ini, JFC mengemas tema besar tersebut menjadi sepuluh defile atau barisan busana tematik yang masing-masing menceritakan capaian luar biasa manusia, baik dari sisi seni, budaya, hingga sains.
Sorotan Defile: Dari Penciptaan hingga Keajaiban Budaya
Salah satu defile yang akan tampil adalah “Anatomi”, yang menggambarkan penciptaan manusia melalui representasi pancaindra dan struktur tubuh. Kemudian ada “Nile Enigma”, yang membawa pengunjung menjelajahi kemegahan dan misteri piramida Mesir kuno.
Tak kalah menarik, defile “Origami” akan menghadirkan interpretasi seni melipat kertas yang mampu membentuk objek tiga dimensi hanya dari selembar kertas—simbol dari keajaiban kreativitas manusia.
“Tidak semua orang bisa melakukannya. Tapi dengan ketekunan, satu kertas bisa menjadi karya luar biasa,” tambah Budi.
Selain ketiga defile itu, akan ada tujuh defile lainnya yang mengangkat tema serupa: pencapaian, keajaiban, dan budaya dunia. Setiap defile akan dibarengi dengan narasi dan cerita latar, sehingga pengunjung tak hanya disuguhi visual yang memukau, tapi juga mendapat pengetahuan dari cerita di balik tiap kostum.
Lebih Ramah Lingkungan, Gunakan 40 Persen Bahan Daur Ulang
Dalam upaya mendukung keberlanjutan lingkungan, JFC 2025 juga meningkatkan penggunaan bahan daur ulang (recycle) dalam pembuatan kostum. Jika pada tahun lalu komposisi bahan daur ulang mencapai 30 persen, tahun ini meningkat menjadi 40 persen.
Langkah ini mendapat apresiasi dari banyak pihak karena menjadi bentuk konkret kontribusi JFC dalam menjaga kelestarian alam tanpa mengurangi sisi estetika dan artistik dari perhelatan.
Dengan perpaduan antara nilai seni, budaya, edukasi, dan keberlanjutan, JFC 2025 diharapkan kembali menjadi ajang kebanggaan daerah dan magnet wisata yang mampu menarik perhatian dunia.



0 komentar:
Posting Komentar